Agronomi adalah ilmu dan
teknologi dalam memproduksi dan memanfaatkan tumbuhan untuk bahan
pangan, bahan bakar, serat, dan aplikasi lingkungan seperti reklamasi. Agronomi merupakan
salah satu ilmu terapan yang berbasis biologi
tumbuhan yang mempelajari pengaruh dan manipulasi berbagai komponen biotik (hidup) dan abiotik (tidak
hidup) terhadap suatu individu atau sekumpulan individu
tanaman untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia. Agronomi
mencakup kegiatan di bidang genetika tumbuhan, fisiologi tanaman, meteorologi,
dan ilmu
tanah dan aplikasi kombinasi ilmu biologi, genetika, kimia, ekonomi, ekologi, topografi,
dan kebijakan ekonomi-politik. Pakar agronomi saat ini terlibat dalam
berbagai isu terkait produksi bahan pangan secara kuantitas maupun kualitas,
mengelola dampak lingkungan aktivitas pertanian,
dan penciptaan sumber energi dari tanaman.[1] Mereka
umumnya ahli dalam penerapan rotasi
tanaman, irigasi
dan drainase,
pemuliaan tanaman, fisiologi tanaman, klasifikasi
tanah, kesuburan tanah, pengendalian gulma dan hama
Agronomi tidak sama dengan ilmu
pertanian.
Botani adalah ilmu tumbuh-tumbuhan,
termasuk juga jamur
dan alga dengan mikologi dan fikologi berada
di dalam cabang ilmu botani. Dengan demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi, seperti genetika, pertumbuhan, reproduksi,
metabolisme,
perkembangan,
interaksi dengan komponen biotik dan komponen abiotik, serta evolusi yang
berhubungan dengan tumbuhan. Istilah botani berasal dari Bahasa Yunani Kuno,
βοτάνη (botane), yang berarti rerumputan
atau padang penggembalaan.[1][2]:134[3] Saat
ini botani mempelajari sekitar 400000 spesies organisme hidup di mana 260 ribu
di antaranya adalah tumbuhan berpembuluh dan 248 ribu di antaranya
adalah angiosperma.[4]:7[5]:2
Orang yang menekuni bidang botani disebut sebagai botaniwan atau ahli
botani.
Bakteriologi merupakan ilmu
yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri.
Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri.
Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja
sel bakteri, interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap
perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan satu bagian penting
dalam mikrobiologi.
Bakteri memiliki nilai ekonomi penting
dalam kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam
cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi,
pertanian, dan industri (terutama industri fermentasi).
Enzim adalah biomolekul
berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.[1][2] Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu
kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat
dalam suatu arah lintasan metabolisme
yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim
bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa
intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi
aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan
reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi
membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X
+ C → XC (1)
Y
+ XC → XYC (2)
XYC
→ CZ (3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun
senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul
katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian
besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja
enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan
keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga
dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
Genetika (kata serapan dari bahasa
Belanda: genetica, adaptasi dari bahasa
Inggris: genetics, dibentuk dari
kata bahasa
Yunani: γέννω, genno yang berarti "melahirkan")
adalah cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah
ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Istilah "genetika"
diperkenalkan oleh William
Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang
Genetika ke-3 pada tahun 1906.
Dalam
kaitannya dengan genetika, DNA memiliki peran/ kontribusi yang amat penting. DNA adalah
bahan genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup,
terkeskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak seluruhnya adalah
protein (dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik,
seperti SNRPs).
Francis
Crick menjelaskan aliran informasi yang
dibawa oleh DNA dalam rangkaian The Central Dogma, yang berbunyi Aliran
informasi DNA dapat diterukan ke sel-sel maupun individu lainnya dengan
replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal perantara dalam bentuk RNA,
yang kemudian dapat ditranslasikan menjadi polipeptida, unit pembangun suatu
fenotipe dari organisme yang ada.
Bidang
kajian genetika dimulai dari wilayah subselular (molekular) hingga populasi.
Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
Histologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop
pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga
disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Histologi amat berguna dalam mempelajari
fungsi fisiologi
sel-sel
dalam tubuh, baik manusia,
hewan, serta tumbuhan, dan
dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam penegakan diagnosis
penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi organ.
Sebagai contoh, di bidang kedokteran, kehadiran tumor memerlukan
hasil pemeriksaan contoh (sampel) jaringan. Di bidang pertanian,
pemeriksaan kondisi jaringan pengangkut dapat mendukung diagnosis
serangan hawar daun tembakau.
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang
mempelajari darah,
organ pembentuk darah, dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa
Yunani haima artinya darah.
Klimatologi (berasal dari
bahasa Yunani
Kuno κλίμα, klima, "tempat, wilayah, zona"; dan -λογία, -logia
"ilmu") adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah
didefinisikan sebagai kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode waktu
yang panjang.[1]
Bidang studi ini dikategorikan sebagai cabang dari sains atmosfer dan
subbidang geografi fisik, yang merupakan salah satu dari sains bumi. Klimatologi juga
mencakup aspek oseanografi dan biogeokimia.
Pengetahuan dasar dari iklim bisa digunakan dalam peramalan cuaca
menggunakan metode analogi dalam kasus ENSO, Osilasi Madden-Julian,
Osilasi Atlantik Utara,
dan sebagainya. Model iklim juga digunakan untuk mempelajari dinamika cuaca dan
sistem iklim untuk memproyeksikan iklim di masa depan.
Mikologi merupakan
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur (fungi) -
banyak orang juga menyebut cendawan.
Kajian dalam mikologi antara lain
meliputi taksonomi
jamur, fisiologi
jamur, bioteknologi
jamur, budidaya jamur (mushroom culture). Mikologi sangat besar
pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang
disebabkan oleh jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi
terapan (applied mycology).
Mikrobiologi adalah sebuah cabang
dari ilmu biologi
yang mempelajari mikroorganisme.[1]
Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan
mikroskop,
khususnya bakteri,
fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga
dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk
hidup.[2]
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan
menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis
Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat vaksin rabies[2]
Perkembangan biologi
yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan
landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini
masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena
diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik
kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.[1]
Biologi sel (juga disebut sitologi,
dari bahasa
Yunani kytos, "wadah") adalah ilmu yang mempelajari sel,
salah satu dari cabang-cabang biologi. Hal yang dipelajari
dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis
sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi
sel, daur
hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (fisiologi),
hingga kematian
sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik
maupun skala molekular,
dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri maupun
sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Pengetahuan akan komposisi dan cara
kerja sel merupakan hal mendasar bagi semua bidang ilmu biologi.
Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di antara berbagai jenis sel merupakan
hal penting khususnya bagi bidang biologi sel dan biologi
molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut menimbulkan tema
pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari suatu sel
diekstrapolasikan dan digeneralisasikan pada jenis sel lain. Penelitian biologi
sel berkaitan erat dengan genetika, biokimia, biologi
molekular, dan biologi perkembangan.
Zoologi adalah cabang biologi yang
mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini
antara lain meliputi anatomi perbandingan, psikologi hewan, biologi
molekular, etologi,
ekologi perilaku, biologi evolusioner, taksonomi,
dan paleontologi.
Kajian ilmiah zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16.
Virologi ialah cabang biologi yang
mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. Dalam
perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok
ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.
Virologi memiliki posisi strategis dalam
kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industri farmasi dan pestisida.
Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran,
kedokteran
hewan, peternakan,
perikanan
dan pertanian
karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar