MAKALAH FISIOLOGI
Tentang
“SISTEM PENDENGARAN ”
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT.Karena atas Rahmat, Nikmat, dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas “ Makalah Sistem Pendengaran ” ini
dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerja samanya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari sebagai mahasiswa tentunya masih banyak kekurangan dari
diri kami, oleh karena itu jika nantinya ada kekurangan ataupun kesalahan dari
hasil makalah kelompok kami tolong berikan kritik sekaligus saran untuk
membangun dan menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin!.
Wassalamu’alaikum Wr. W
Padang , Desember 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal. Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu :
1. Indera Penglihatan
Mata
adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk
gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya
dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang
satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh
bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan
sekitar dan juga untuk bergerak.
2. Indra
Penciuman
Hidung adalah
indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari
aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah
busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan
tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali
bau.
3. Indera
Pengecap
Lidah
adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari
benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis
dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita
dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian
lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping
untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan
bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit.
4. Indera
Pendengaran
Telinga
adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi
di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang
yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian
yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
5. Indera
Peraba.
Kulit adalah
alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa
sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang
merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di
sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :
• Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah).
• Mekanoreseptor adalah alat indera yang
merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra
peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
•
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya
seperti indra penglihatan atau mata.
Berdasarkan
uraian diatas, maka kami akan membahas salah satu dari alat indera tersebut,
yaitu anatomi dan fisiologi pada indera pendengaran.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
Telinga
mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan.
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Telinga
luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan
menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk
diolah.
Telinga
mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan.
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
Telinga
luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan
menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk
diolah.
a. Telinga luar
Telinga
luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus
akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini
berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi
sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus
terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus
eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku.
Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya
dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah
rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami
modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang
berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna
kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi
menangkap debu dan mencegah infeksi.
Pada ujung
dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh
lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh
epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat
kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast.
Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan
lemas, membentuk membran shrapnell.
b. Telinga
tengah
Telinga
tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis)
yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil),
inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling
berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam
membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus.
Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran
pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis
(tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap
bundar atau
fenesta
kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani
sekunder.
Telinga
tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria
yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga
tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang
mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh
epitel selapis gepeng.
Telinga
tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius(tuba
auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi
membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika
menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut
merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena
ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba
auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara
permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.
c. Telinga
dalam (labirin)
Telinga
dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga
tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa
membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe,sedangkan
rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin
tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga
yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput
otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin
membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat
tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun
terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.
Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea
(rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah
lingkaran).
Vestibula
merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan
kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui
fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua
kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua
struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis
(orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ
tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian
atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil
kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang
menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke
cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar
sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat
keseimbangan di otak.
Kanalis
semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang
vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung,
disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula
terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk
mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti
pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel
rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat
otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakanendolimfe. Ketika
kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di
atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya
menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.
Kokhlea
membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk
seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾
lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang
melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang
berisi cairan.
Tiga saluran tersebut adalah:
Tiga saluran tersebut adalah:
• Saluran
vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir
pada tingkap jorong.
• Saluran
tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada
tingkap bulat.
• Saluran
kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani,
mengandung endolimfe.
Skala
media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran
reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.
Pada
membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel
reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel
penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang
kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang
menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran
suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran
suara memasuki liang telinga menekan membran tympani melintas melalui
tulang-tulang pendengaran menekan tingkap jorong Menimbulkan gelombang pada
jaringan perilimfe menekan membran vestibularis dan skala basilaris merangsang
sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls
saraf
II.2. MEKANISME PENDENGARAN PADA TELINGA
Gelombang
bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran
ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur
koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran
vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan
menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah.
Perpindahan
getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang
dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan
ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan
frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Susunan
dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian
dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan
yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari
setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebutampula yang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang
ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai
rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut
kupula.Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan
kepala.
Alat
keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf
yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat padaotolith, yaitu butiran
natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak
II.3. KELAINAN-KELAINAN PADA TELINGA
Beberapa
penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan ketulian total.
Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan
gangguan pada keseimbangan. permasalahan yang terjadi pada telinga kita harus
ditangani oleh dokter spesialis khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana
spesialist ini ahli dalam mengobati gangguan yang terjadi pada gendang telinga
sampai pada telinga dalam yang luka akibat benturan fisik. Kelainan pada
telinga, diantaranya :
1. Radang
telinga (otitas media)
Penyakit
ini disebabkan karena virus atau bakteri. Gejalanya sakit pada telinga, demam,
dan pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah.
2.
Labirintitis
Labirintitis
merupakan gangguan pada labirin dalam telinga. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung,
mual, muntah, vertigo, dan berkurang pendengaran.
3. Motion
sickness
Mabuk
perjalanan atau disebut motion sickness. Mabuk perjalanan ini merupakan
gangguan pada fungsi keseimbangan. Penyebabnya adalah rangsangan yang terus
menerus oleh gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik
darat, laut maupun udara. Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat
dingin dan pusing.
4.
Tuli
Tuli atau
tuna rungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar. Tuli dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf. Tuli
konduktif terjadi disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran
pendengaran, sehingga mengganggu transmisi suara ke koklea. Tuli saraf terjadi
bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau kerusakan pada koklea khususnya
pada organ korti.
5.
Othematoma
Pada
beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma
atau popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi
gangguan pada tulang rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal
serta pertumbuhan jaringan telinga yang berlebihan (sehingga telinga tampak
berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya aurikel
dan kanal auditori sejak lahir.
6.
Penyumbatan
Kotoran
telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal,
nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan
cara menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi).
Tetapi jika dari telinga keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau
terdapat infeksi telinga yang berulang, maka tidak dilakukan irigasi. Jika
terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah dan
kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan
menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap. Biasanya tidak
digunakan pelarut serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi
pada kulit saluran telinga, dan tidak mampu melarutkan serumen secara
adekuat.
7.
Perikondritis
Perikondritis
adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis
bisa terjadi akibat: - cedera - gigitan serangga - pemecahan bisul dengan
sengaja. Nanah akan terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di
sekitarnya (perikondrium). Kadang nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke
kartilago, menyebabkan kerusakan pada kartilago dan pada akhirnya menyebabkan
kelainan bentuk telinga. Meskipun bersifat merusak dan menahun, tetapi
perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan. Untuk
membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke
kartilago. Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral,
sedangkan untuk infeksi yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan.
Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya infeksi dan bakteri penyebabnya.
(medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat pendengaran kita
ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Indera
pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga. Telinga manusia terdiri
atas tiga bagian, yaitu
• Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
• Telinga
tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang dan oleh tulang
ke telinga dalam.
• Telinga
dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan
melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung
organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga memberikan respon terhadap getaran gelombang suara yang terdapat di udara. Factor utama yang menyokong kepekaan telinga adalah sistem mekanik dari telinga luar dan telinga tengah, yang satu mengumpulkan suara dan kedua menyalurkan ke telinga bagian dalam.
Telinga dapat mengalami penurunan fungsi pendengaran jika pada salah satu fisiologinya mengalami kerusakan. Salah satunya adalah ketulian yang diakibatkan pecahnya gendang telinga. Oleh karena itu diharapkan dapat menjaga dan selalu merawat indera pendengaran supaya tetap dalam kondisi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel,Slonane. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC Junquiera, L.C. dan Carneiro. J. 1980. Basic Histology. Alih bahasa: Histologi dasar, oleh adji Dharma.1982. Jakarta: EGC. Soewolo, dkk. 1999. Fisiologi Manusia. Malang: JICA. Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II. Malang: IKIP Malang